Senin, 09 Desember 2013

METODE PENELITIAN EKSPERIMEN

   A.      METODE PENELITIAN EKSPERIMEN
Metode penelitian eksperimen sebagai bagian dari metode kuantitatif yang memiliki ciri khas tersendiri terutama dengan adanya kelompok kontrolnya. Metode eksperimen memiliki macam-macam metode, diantaranya dapat dilihat pada gambar berikut.






















gambar.Gambar. Macam-macam Metode Eksperimen
   1.       Pre-Eksperimental Design
Desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap bentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata depengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel control dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk desain ini terdapat tiga macam diantaranya:
a.      One-Shot Case Study
Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digambarkan sebagai berikut:





                               

                                X =  treatment yang diberikan (variabel independen)
                                O = observasi
Paradigma ini dibaca sebagai berikut: Terdapat suatu kelompok diberi treatment/perlakuan, dan selanjutnya diobservasi hasilnya. (Treatment sebagai variabel independen dan hasil sebagai variabel dependen)
Contoh: pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap Daya Tahan Belajar Murid (O).
b.      One-Group Pretest-Posttest Design
Pada desain ini berbeda dengan desain sebelumnya karena desain ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan.

                                               

                                                
O1 = nilai pretest (sebelum diberi diklat)
                                                
O2 = nilain posttest (setelah diberi diklat)
                                                
Pengaruh diklat terhadap prestasi kerja pegawai = (O1 – O2)
c.       Intact-Group Comparison
Pada desain ini terdapat satu kelompok yang digunakan untuk penelitian tetapi dibagi dua yaitu setengah kelompok untuk eksperimen (yang diberi perlakuan) dan setengah untuk kelompok control (yang tidak doberi perlakuan). Paradigma penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut,



                                                
O1 = hasil pengukuran setengah kelompok yang diberi perlakuan
O2 = hasil pengukuran setengah kelompok yang tidak diberi perlakuan
Pengaruh perlakuan = O1 – O2
                                Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap prestasi belajar murid dalam pelajaran praktek mengelas pada SMK. Terdapat empat kelas yang praktek las. Dari empat kelas tersebut, dua kelas diberi pelajaran dengan metode demonstrasi (O1) dan dua kelas dengan metode ceramah (O2). Setelah 3 bulan, prestasi belajar diukur. Bila prestasi/kompetensi murid yang diajar dengan metode demonstrasi lebih tinggi daripada murid yang diajar metode ceramah, maka metode demonstrasi berpengaruh positif untuk pembelajaran praktek mengelas. (O1 – O2)
   2.       True Experimental Design
Dalam desain ini peneliti dapat  mengontrol semua variabel luar yang mempengaruhi jalannya eksperimen. Dengan demikian validitas internal dapat menjadi tinggi. Ciri utama desain ini adalah sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok control diambil secara random dari populasi tertentu.  Terdapat tiga macam bentuk desain ini diantaranya adalah:
a.      Posttest-Only Control Design



Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok control. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1 : O2). Dalam penelitian yang sesungguhnya pengeruh treatment dianalisis dengan uji beda, pakai statistik t-test, kalau terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.
b.      Pretest-Posttest Control Group Design


Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Pengaruh perlakuan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3)
   3.       Factorial Design
Desain ini memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan (variabel independen) terhadap hasil (variabel dependen). Paradigm desain ini digambarkan sebagai berikut:

                Pada desain ini semua kelompok dipilih secara random kemudian masing-masing diberi pretest. Kelompok untuk penelitian dinyatakan baik, bila setiap kelompok bilai pretestnya sama. Jadi O1 = O3 = O5 = O7. Dalam hal ini variabel moderatornya adalah Y1 dan Y2.
Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh prosedur kerja baru terhadap kepuasan pelayanan pada masyarakat. untuk itu dipilih empat kelompok secara random. Variabel moderatornya adalah jenis kelamin, yaitu laki-laki (Y1) dan perempuan (Y2)
   4.       Quasi Experimental Design
Desain ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yang sulit dilaksanakan. Desain ini memiliki kelompok control tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Terdapat dua bentuk desain ini diantaranya adalah:
a.      Time Series Design
Dalam desain ini kelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila hasil pretest selama empat kali nilainya berbeda-beda berarti kelompok tersebut keadannya labil, tidak menentu dan tidak konsisten. Setelah kestabilan keadaan kelompok dapat diketahui dengan jelas maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya menggunakan satu kelompok sehingga tidak memerlukan variabel control.


Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2 = O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8. Besarnya pengaruh perlakuan adalah (O5 + O6 + O7 + O8) – (O1 + O2 + O3 + O4).
b.      Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hamper sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok control tidak dipilih secara random.

  


Contoh:
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajad keshatan karyawan sekolah. Desain penelitian dipilih satu kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah lagi tidak. O1 dan O3 merupakan derajad kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O2 adalah derajad kesehatan karyawan setelah senam pagi selama 1 tahun. O4, adalah derajad kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam pagi terhadap derajad kesehatan karyawan adalah (O2 – O1) – (O4 – O3).





sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar