A.
Masalah dalam Penelitian Kualitatif
Masalah
dalam penelitian kualitatif bersifat kualitatif masih bersifat sementara,
tentatif dan akan berkembang atau
berganti setelah peneliti berada di lapangan. Dalam penelitian, akan terjadi
tiga kemungkinan terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian.
Yang pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal
sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul
laporan penelitian sama. Yang kedua, masalah yang dibawa peneliti setelah
memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang
telah disiapkan. Dengan demikian terlalu banyak perubahan, sehingga judul
penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga, masalah yang dibawa peneliti
setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah. Dengan
demikian judul proposal dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya
diganti. Dalam institusi tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami
kesulitan administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian
kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah
kualitatif ini.
B.
Fokus Pendidikan
Dalam penelitian kualitatif pembatasan masalah
disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Spradley dalam Sanapiah
Faisal (1988) mengemukakan empat alternative untuk menetapkan fokus yaitu:
1. Menetapkan
fokus permasalahan yang disarankan oleh informan. Informan ini dalam lembaga
pendidikan, bisa kepala sekolah, guru, orang tua murid, murid, pakar pendidikan
dan sebagainya.
2. Menetapkan
gokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain. Domain dalam
pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar mengajar, sarana prasarana,
tenaga pendidik dan kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem evaluasi,
pandangan hidup kompetensi dan sebagainya.
3. Menetapkan
fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek. Temuan berarti
sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam pendidikan misalnya menemukan
metode mengajar matematika yang mudah dipahami dan menyenangkan.
4. Menetapkan
fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.
Penelitian ini bersifat pengembangan, yaitu ingin melengkapi dan memperluas
teori yang telah ada.
C.
Bentuk Rumusan Masalah
Rumusan masalah
merupakan bentuk pertanyaan yang dapat memandu peneliti untuk mengumpulkan data
di lapangan. Berdasarkan level of
explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat tiga bentuk rumusan
masalah, yaitu rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif.
1. Rumusan
masalah deskriptif adalah suatu rumusan
yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau memotret situasi social
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
Contoh: Bagaimanakah profil pendidikan di Indonesia ?
2. Rumusan
masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antara koteks social atau domain satu dibandingkan dengan yang
lain.
Contoh: Adakah perbedaan dinamika murid di
kelas yang diajar dengan metode ceramah dan demonstrasi?
3. Rumusan
masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi social atau domain satu dengan
yang lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu hubungan
simetris, kausal dan reciprocal atau
interaktif.
Hubungan simetris merupakan hubungan suatu
gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat
atau interaktif. Contoh: adakah hubungan warna rambut dengan kecerdasan?.
Hubungan kausal merupakan hubungan yang
bersifat sebab dan akibat. Contoh: adakah pengaruh gaya kepemimpinan dengan kedisiplinan murid?.
Hubungan reciprocal merupakan hubungan yang saling mempengaruhi. Contoh:
Bagaimanakah antara peran orang tua, guru dan murid dalam pembentukan kepribadian
anak?.
C.
Judul Penelitian Kualitatif
Judul penelitian
kualitatif tidak harus mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti,
tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena dalam situasi social
secara luas dan mandalam, serta menemukan hipotesis dan teori.
Contoh judul penelitian
Kualitatif:
1. Model
Perencanaan Pendidikan Di Era Otonomi Daerah.
2. Makna
Menjadi Guru Bagi Masyarakat
3. Model
Pengawasan Pendidikan Di Indonesia
4. Makna
Pembangunan Pendidikan Bagi Masyarakat Miskin
5. Profil
Guru Yanag Efektif Mendidik Anak
6. Makna
Upacara-Upacara Tradisional Dalam Membangun Gedung Sekolah
7. Makna
Gotong Royong Membangun Sekolah
8. Gaya
Belajar Anak-Anak SD Yang Berbakat
9. Makna
Pendidikan Anak Bagi Orang Tua Miskin
10. Mengapa
SDM Masyarakat Indonesia
Tidak Berkualitas?
D.
Teori dalam Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian
kualitatif teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif
bersifat sementara, karena permasalahan yang dibawa peneliti masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan atau konteks
social.
Peneliti kualitatif
harus berbekal teori yang luas sehingga mampu menjadi human instrumen. Peneliti kualitatif dituntut mampu
mengorganisasikan semua teori yang dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam
proposal penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti
memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun masih
permasalahan itu bersifat sementara. Oleh karena itu landasan teori yang
dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara. Peneliti
kualitatif justru dituntut untuk melakukan ground
research yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan
atau situasi social.
sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar