Dalam penelitian kualitatif
instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus
penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen
penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan
dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai
instrumen penelitian serasi untuk penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1.
Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi
terhadap segala stimulus dari lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna
atau tidak bagi penelitian.
2.
Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri
terhadap semua aspek keadaan dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.
3.
Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada
suatu instrumen berupa test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan
situasi kecuali manusia.
4.
Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia,
tidak dapat dipahami dengan pengetahuan semata. Untuk memahaminya kkita perlu
sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita.
5.
Peneliti sebagai instrumen dapat segera
menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat menafsirkannnya, melahirhirkan
hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan, untuk mentest
hipotesis yang timbul seketika.
6.
Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil
kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan
segera sebagai balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau
pelakan.
7.
Dalam penelitian dengan menggunakan test atau
angket yang bersifat kuantitaif yang diutamakan adalah respon yang dapat
dikuantifikasi agar dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari
itu tidak dihiraukan.
sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
sumber: Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar